Bantuuuulll! Kabupaten di sebelah selatan Yogyakarta inih selain terkenal dengan pantai parangtritisnya, ternyata juga banyaak banget makanan legendarisnya yang pastinya maghtap-maghtap™. Mulai dari Sate Klathak, Bakmie mbah mo, ayam bu Ismo, gudeg manggar bu jumilan sampai Lele mangut mbah marto. Kali ini Lele mangut mbah marto jadi sasaran kami untuk mengisi hati yang kosong, #eh maaf perut yang kosong maksudnya.
Untuk yang pertama kali datang ke tempat mbah marto, sepertinya perlu dua tiga kali untuk menghafal rutenya, maklum ada di tengah perkampungan tepatnya di belakang kampus ISI. Tidak ada tanda petunjuk atau plang. Tempatnya pun jauh dari kata warung rumah makan. Mungkin lebih tepatnya rumah yang dijadikan rumah makan. Teras,ruang tengah dijadikan tempat makan, dapur dijadikan tempat untuk mengambil nasi dan lauk secara prasmanan. Hati-hati tertipu dengan another lele mangut, karena persis sebelum warung mbah marto ada plang kecil lele mangut, kami awalnya terkecoh berhenti disitu dan bahkan sudah memesan minum, duh. Tapi berkat ketrampilan bersilat lidah, akhirnya kita pindah ke tembah mbah marto.
Jadi ini tampak depan Warung Lele Mangut Mbah Marto |
Mbah Marto sudah seperti Icon, setiap pengunjung pasti mengajak ngobrol atau foto bareng bersama beliau |
Begitu tiba di lokasi,tanpa ba-bi-bu kami langsung menuju ke dapur untuk memilih dan mengambil sendiri nasi dan bermacam masakan seperti, sayur gudeg, opor ayam kampung dan telur,krecek dan tentu saja mangut lele yang menjadi andalan.
Tips: kalau kamu datang kesini karena penasaran dengan lele mangutnya. Keep focus on your lele mangut, ambil nasi dan lele mangut saja. Jangan mengambil sayur gudeg, krecek atau bahkan dikasih kuah opor. Percayalah, percampuran itu semua hanya akan membuat rasa lele mangut jadi tidak cocok.Itu karena lele mangut mempunyai cita rasa pedas dan sedikit berkuah. Dan yang membedakan lele mangut mbah marto, lelenya sebelum dimasak sudah di asap /dibakar terlebih dahulu bukan di goreng seperti lele mangut kebanyakan sehingga rasanya yang khas di daging lelenya. Jenis lelenya pun jenis Lele Jumbo. Harga per-porsi nya cukup 15.000,-
Pengunjung mengambil secara prasmanan di dapur Mbah Marto |
Kami tampak kompak "fokus" menikmati Lele mangut |
Setelah gelap mata menghabiskan makanan dan sambil menikmati suasana rumah mbah marto, saya coba ngobrol-ngobrol dengan mbah marto. simbah yang kini berusia 89 tahun mengaku berjualan sejak 68 tahun yang lalu. Namun saaat itu dia berjualan dengan keliling, bahkan sampai pasar Beringharjo. Sejak tidak berjualan keliling giliran para pelanggan Mbah Marto yang mencarinya. Sejak itu rumah mbah marto ramai di kunjungi pembeli dari berbagai kota.
Tidak hanya Surya saputra, ada juga foto Pak bondan, Om Indro Warkop yang pernah berkunjung |
Warung lele mangut mbah marto buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 16.00 , tapi jangan harap ketika weekend atau liburan buka hingga jam 4 sore, karena lele yang biasa dimasak sebanyak 50kg (kurang lebih 400 ekor lele) ini sudah ludes dalam waktu 2 jam. GILAAK! Itu yang membuat banyak pengunjung luar kota selalu penasaran dengan lele mangut Mbah marto, mobil dengan beragam plat nomor asal kota berjejer di jalan dekat warung mbah marto.
Gimana, kalau kamu sudah mulai nelen air liurmu itu tandanya kamu harus nyoba masakan legendaris ini! Masih bingung Lokasinya dimana?
Ini Petanya. Cukup jelas kan yaa, Belakang ISI pokoknya di Jl. Parangtritis Bantul |
0 comments:
Posting Komentar