Pernahkah kamu membayangkan bahwa di Bantul ada workshop pembuatan pesawat? Cukup terperangah kami pertama kali tahu. Eits, bukan pesawat asli tapi yang dimaksud. Workshop ini membuat miniatur berbagai macam jenis dan bentuk pasawat. Dari pesawat komersil hingga pesawat militer.
Kami pun memutuskan untuk mencari tahu, dimana lokasi tersebut. Berkat simbah google, alamat workshop pembuatan miniatur pesawat ditemukan, di Bebekan, Mulyodadi Bambanglipuro, Bantul. Sebuah Papan nama jelas terpampang nama “Dani Arta Replika” sedangkan nama pemiliknya adalah Pak Bambang Edi Istyowanto
Perjalanan menuju workshop DaniArtha Replika |
Sayang saat kami mengunjungi workshop tersebut Pak bambang sedang keluar kota. Alhasil kami hanya dapat mengobrol-ngobrol dengan istri beliau, Ibu Ngadilah.
Ibu Ngadilah menceritakan asal mulai bisnis ini berkembang. Usaha ini dimulai pada tahun 1992, sampai saat ini ada 15 maskapai penerbangan nasional, penerbangan internasional, kalangan penerbangan militer, agen perjalanan, hingga para kolektor miniatur pesawat pun harus mengantri untuk bisa mendapat pesanan replika pesawat terbang buatannya. Dani Arta Replika pun juga membuka gerai toko yang menjual miniatur pesawat-pesawatnya, letaknya ada di dekat bandara Adi Sucipto Yogyakarta, jadi pembeli pun tak perlu jauh-jauh ke bantul untuk membeli atau memesannya.
Bentuk Miniatur Pesawat terkecil yang baru melewati proses pengecatan |
Sang suami, membuat replika-replika pesawat di sebuah rumah sederhana miliknya di Dusun Bebekan, Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Dari situ karya-karyanya beredar ke berbagai penjuru dunia: Amerika, Australia, Belanda, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Replika-replika pesawat itu digarap dengan dukungan lebih dari 80 warga desa berpendidikan rendah, yang biasanya hanya tahu membajak sawah, nyangkul, atau menanam padi. Mereka adalah orang-orang miskin di desa yang belum pernah naik pesawat. Namun, dari keahlian tangan merekalah miniatur pesawat dapat dinikmati dan dikagumi orang-orang dari berbagai belahan dunia.
Dalam menjalankan bisnis ini Ibu Ngadilah sempat mengeluh mengenai hambatan yang sering ditemuinya. Salah satunya. SDM. Akibat rata-rata karyawannya adalah warga sekitar yang dari awal tidak terikat kontrak, banyak dari mereka yang sering tidak datang kerja, dengan alasan beragam. Alhasil proses pembuatan miniatur pesawat pun jadi tersendat. Untuk itu, Ibu Ngadilah memberlakukan sistem pembayaran gaji per minggu kepada setiap pegawainya.
Walaupun mengalami cacat fisik, Karyawan Dani artha handal dalam membuat miniatur pesawat |
Pesawat replika buatan Dani Arta Replika dijual cukup variatif berdasarkan ukuran. Mulai dari 20 cm seharga 50.000 , 30 cm 100.000 , 40 cm 125.000 hingga ukuran 2 meter seharga 6 juta. Padahal para para pembeli yang sebagian di antaranya adalah pedagang biasanya menjual kembali replika ini dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Sistem penjualan yang dilakukan Bambang hanyalah melalui iklan dari mulut ke mulut, namun diluar dugaan replika hasil produksinya digemari dan tanpa dibanjiri pesanan.
Tak terasa satu jam terlewati, akhirnya kami mengakhiri perbincangan dengan Ibu Ngadilah. Sasaran kami selanjutnya adalah berwisata Kuliner. Berburu lele mangut di sekitar bantul yang konon cukup legendaris jadi tujuan kami selanjutnya. Baca hasil perburuan kami disini.
0 comments:
Posting Komentar